Senin, 06 November 2017

Life Style: Menghemat Uang Menggunakan Metode Amplop (Envelope Method)

"Ya, saya akan menabung uang yang banyak di bulan ini," begini kebanyakan kalimat yang muncul di benak kita saat hari gajian (atau hari diterimanya kiriman orang tua bagi anak kos) tiba. Rencana sudah matang di kepala. Kata otak kita 'sudah pastilah nanti rencana menghemat uang saya akan berhasil'.
Namun kenyataannya saat akhir bulan semua rencana itu gagal karena beberapa benda tak berguna yang dibeli.

Ada sebuah metode sederhana yang efektif untuk menghemat uang. Metode itu adalah Metode Amplop (envelope method) yang diciptakan oleh Dave Ramsey. Metode ini terbukti mampu menghemat pengeluaran karena pada awal bulan kita akan membagi jenis-jenis pengeluaran yang ada, perkiraan jumlah uang yang dibutuhkan di setiap kategori itu, lalu memasukkan semuanya kedalam amplop yang sudah dilabeli. Cara ini sudah saya lakukan dan berhasil sebab ada sebuah perasaan yang 'tidak aman' bila melihat jumlah uang yang ada pada salah satu amplop habis sebelum waktunya.
Tertarik mencoba metode ini? Simaklah cara-cara berikut.
1.  Komitmen yang kuat
     Bila niat tidak kuat, maka selama pelaksanaan metode ini Anda akan mengambil uang dari amplop lain dan tidak merasa bersalah sedikit pun. Anda pun harus membawa amplop-amplop ini kedalam dompet Anda.
2.  Memperkirakan jumlah pengeluaran dalam periode waktu tertentu.
     Catatlah setiap pengeluaran di pre-month (bulan sebelum pemberlakuan metode). Bukan hanya jumlah, namun juga nama produk yang dibeli. Hal ini mampu memberikan informasi yang lebih akurat bila Anda tidak mampu memperkirakan jumlah pengeluaran dengan pasti. Ada salah satu aplikasi di ponsel pintar Anda yang mampu membantu Anda melakukan tahap ini, yaitu aplikasi Catatan Keuangan yang dapat diunduh secara gratis di Play Store. Penggunaannya cukup mudah.
3.  Klasifikasikan jenis pengeluaran itu dan periode waktu.
     Klasifikasikan jenis pengeluarannya. Ada banyak cara, tergantung gaya hidup Anda. Satu kategori yang wajib adalah Tabungan (20% dari pendapatan). Kategori ini tidak boleh dikeluarkan ataupun diganggu gugat (kecuali dalam situasi yang sangat genting, seperti bila Anda tiba-tiba jatuh sakit). Saya membagi pengeluaran saya setiap minggu dengan kategori Pengeluaran Mingguan (groceries), pengeluaran harian, dan tabungan. Bila ada salah satu kategori yang dananya berlebih, sedekahkanlah. Anda juga bisa memasukkan Sedekah sebagai salah satu kategori.
4.  Melabeli amplop.
     Anda bisa menggunakan amplop yang berwarna-warni agar lebih menarik. Beri label di permukaan amplop itu sesuai dengan kategori pengeluaran yang sudah diklasifikasikan.
5.  HANYA MENGAMBIL UANG DARI AMPLOP YANG SESUAI! Sekali lagi, semuanya tidak akan berhasil bila tidak ada komitmen.


Alright, that's all! :)
Semoga sukses!

Jumat, 22 September 2017

6 Cara Untuk Berhenti Merasa Sengsara (Miserable) dan Depresi (Depression)

Stres, depresi, dan merasa sengsara adalah hal yang lumrah

               Sebagai manusia, adalah sebuah hal yang lumrah bila dalam satu titik di kehidupan kita merasa sangat down, merasa sengsara, tak mampu berbuat apa-apa, dan merasa sangat sedih. Apapun penyebabnya dan bagaimana pun kita menghindarinya, perasaan itu tetap akan datang dalam hidup. Sayangnya, banyak orang yang langsung putus asa hingga tak mau bangkit lagi, bahkan ada yang ingin mengakhiri hidupnya.
                Saya sudah pernah merasakan hal yang semacam itu. Penyebabnya pun bermacam-macam, mulai dari penolakan, kegagalan, merasa sendiri dan tak ada yang mau menolong, dan merasa sangat miskin dalam hidup ini. Dan melalui artikel ini saya akan berbagi bagaimana cara melewatinya.
1.       Keluarkan semua beban dalam hati


        Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengeluarkan semua beban dalam hati. Anda bisa berbicara sepuas-puasnya pada orang yang sangat anda percayai (teman, orang tua, pasangan, bahkan pada Tuhan) untuk mengeluarkan semua beban itu. Ingat, tak perlu merasa malu untuk menangis. Anda juga bisa berbicara di depan cermin sepuas-puasnya bila anda sedang sendiri. Walau terdengar gila, namun cara ini bisa sangat membantu. Jangan lupa pula untuk berterima kasih pada mereka karena sudah mau mendengar celotehan anda. Jika anda takut menceritakannya pada orang lain, anda bisa menuliskannya di buku catatan atau menjadikannya sebuah puisi, bahkan sebuah lagu.
2.       Bersyukur

        Kunci menuju ketenangan hati adalah banyak bersyukur dan senantiasa merasa cukup. Nikmatilah apa yang sudah kalian miliki. Bersyukur anda memiliki sesuatu dan orang-orang untuk dicintai. Tak mampu memiliki tas baru yang branded untuk mengganti tas lama Anda? Bersyukurlah pada tas lama itu, mungkin saja masih bagus dan layak. Lagipula, tas itu sangat setia pada Anda dan telah berjasa selama ini. Hanya punya menu sederhana di atas piring anda dan sangat menginginkan makanan mewah? Di luar sana banyak yang belum makan berhari-hari.
3.       Memperdalam pengetahuan tentang kerohanian (spirituality)

        Memperdalam ilmu kerohanian akan meningkatkan ketenangan dan kedamaian diri. Anda akan memahami dari mana anda berasal dan kemana anda akan pergi, pencerahan, jiwa yang bangun, pemahaman tentang hidup setelah kematian, menjadi lebih pemaaf, percaya diri, lebih menikmati hidup, ketenangan batin, dan juga pemahaman bahwa di dunia ini tidak ada yang satu. Anda juga akan memahami bahwa segala yang ada di kehidupan ini akan menemui akhir. Indah atau tidaknya akhir kehidupan itu tergantung pada sikap anda selama hidup, baik atau buruk. Pemahaman itu pula yang akan menjadikan anda tidak takut pada kematian (takut pada kematian itu pointless). Bila anda sudah berbuat baik selama hidup dan menjalankan perintah agama, apa yang perlu ditakutkan? Selain itu, memperdalam kerohanian juga membuat anda tidak terlalu gila dalam menimbun harta dan menghiraukan orang lain. Anda juga akan lebih gemar berbagi dan membuat orang lain bahagia, sebab apa gunanya menyimpan harta untuk diri sendiri bila suatu hari nanti anda akan meninggalkannya dan akhirnya dilupakan semua orang?
4.       Menjadi orang yang lebih religius


        Okay, banyak orang Ateis di luar sana. Banyak juga dari kita yang (maaf) memeluk sebuah agama namun tidak melaksanakan perintah-perintah Tuhan. Awalnya, saya pun begitu. Saya orangnya tak mau diperintah. Saya malah pernah berpikir, mengapa banyak sekali larangan dalam agama? Mengapa begitu banyak perintah? Mengapa banyak sekali doa? Mengapa begini? Mengapa begitu?
        Namun ternyata, apapun agama yang anda anut, semua agama itu menyeru pada kebaikan dan melarang keburukan. Doa-doa yang mendekatkan diri kepada Tuhan itu sesungguhnya juga merupakan sugesti kepada diri sendiri. Contohnya, bila anda akan menghadapi ujian maka anda akan berdoa kepada Tuhan agar membuka pikiran Anda dan semoga mampu menyerap semua pelajaran. Kalimat-kalimat itu akan melekat pada pikiran anda dan akhirnya secara tidak sadar anda pun akan belajar sungguh-sungguh dan mampu menyerap semua pelajaran.
        Sesungguhnya manusia pada hakikatnya adalah mahluk yang bertuhan dan selalu membutuhkan sesuatu untuk dipegang dan dipercayai (needs to have a faith on something). Manusia secara tidak sadar akan menyebut nama Tuhan walau ia sering menyeru bahwa ia tak percaya pada-Nya. Contohnya, bila anda tiba-tiba terjatuh dalam sebuah lubang, anda secara tidak sadar akan berkata “Ya Tuhan!”
5.       Sedikit bicara, banyak mendengar, banyak bekerja


        Coba pikirkan, bisakah anda mendengar dan memahami semua hal bila anda juga berbicara? Ingat tidak, bagaimana guru matematika anda saat sekolah dulu selalu meminta anda untuk diam agar anda bisa menyimak cara menyelesaikan persoalan matematika itu dengan baik?
        Dengan diam, menyimak, dan memikirkan apa yang telah terjadi pada semuanya, anda akan lebih memahami bahwa semuanya terjadi karena beberapa sebab. Everything's happen for a reason. Dan percayalah, semua hal yang telah terjadi itu adalah yang terbaik buat Anda.
6.       Tak ada yang permanen di dunia ini


        Tidak ada yang permanen di dunia ini, begitu pula masalah anda. Kisah tidak berakhir, namun berubah menjadi sesuatu yang lain. Percayalah, anda bisa melaluinya.

                Kesimpulannya, merasa sengsara dan depresi adalah sebuah perasaan yang lumrah, bahkan dibutuhkan. Namun jangan sampai berlebihan dan terlalu larut didalamnya. Semoga enam cara yang saya bagikan bisa bermanfaat.